Manca

Bantu Israel, Lavrov: AS-Rusia di Ambang Perang Terbuka

Kremlin, OLE – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, memprediksi Amerika Serikat (AS) dan Rusia kini diambang perang terbuka. Pernyataan kontroversial mengenai suasana panas 2 negara ini dipicu AS yang mengirim pesawat B52 membawa bom nuklir untuk membantu Israel menyerang Iran.

AS juga berpotens membantu Ukraina yang saat ini terlibat perang dengan Rusia. Hal itu dinilai sangat dekat untuk memicu konflik militer langsung. Wawancara dengan Sergey Lavrov dilakukan oleh media Turki, diterbitkan pada Jumat (1/11) kemarin. Sergey mengatakan bahwa Rusia dan AS sedang di ambang konflik militer.

“Di bawah presiden saat ini (Joe Biden), yang telah membawa lingkaran Russophobia (sentimen anti-Rusia) di AS ke kesimpulan logisnya, negara-negara kami berada di ambang konflik militer langsung,” katanya kepada Harian Hurriyet, tanpa merinci lebih lanjut, dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (2/11/2024).

Lavrov juga menegaskan konflik di Timur Tengah hanya dapat diselesaikan dengan menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka. “Tidak akan ada pemenang dalam perang yang sedang berlangsung,” ujarnya.

Pilpres AS Tak Berpengaruh

Menurutnya, Pilpres AS yang akan berlangsung minggu depan juga tidak akan terlalu berpengaruh. Menurutnya, apapun hasil Pilpres juga tidak akan mengubah apapun. “Kami tidak punya preferensi. Ketika pemerintahan Trump berkuasa, ia menerapkan sanksi anti-Rusia dalam jumlah tertinggi dibandingkan dengan pendahulunya,” katanya.

“Siapa pun yang memenangkan pemilihan, kami tidak berpikir kecenderungan anti-Rusia Amerika Serikat dapat berubah. Meskipun Trump sebelumnya telah menyatakan dengan jelas bahwa ia menyukai Presiden Rusia, Vladimir Putin, faktanya kedua pria itu tidak dekat dan telah mempertahankan hubungan yang sengaja dibuat ambigu.”

Pekan lalu, Putin mengatakan hubungannya dengan Washington akan bergantung pada sikap yang diambil setelah pemilihan presiden. Putin juga menyambut baik pernyataan Trump tentang keinginannya untuk mengakhiri konflik Ukraina sebagai pernyataan yang “tulus”.Namun siapapun paham, Trump bisa dengan mudah mengoreksi pernyataannya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top