Beirut, OLE – Buntut serangan secara brutal Israel ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir, membuat Cina murka. Negeri Tirai Bambu itu mengutuk keras dan juga berjanji akan membela Beirut dari serangan Israel, meski dimulai lewat langkah-langkah diplomatik.
Korban tewas serangan Israel di Lebanon kini mencapai 274 orang dan 5.000 oranhg terluka. Ada gejala, Israel akan membuat Lebanon jadi Gaza berikutnya, dengan dukungan Amerika Serikat. AS diam-diam diketahui mengirimkan pasukan dengan alasan mengawal warganya keluar dari Israel, menmgantisipasi serangan balasan Hizbullah.
Kecaman Cina terlontar saat Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, berbicara dengan Menlu Lebanon Abdallah Bou Habib di sela-sela pertemuan Sidang Majelis Umum PBB, Senin (23/9/2024). “Cina mengutuk keras tindakan apa pun yang melanggar norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional,” kata Wang dalam rilis resmi, dikutip media Cina, Xinhua.
Wang juga mengatakan Cina mencermati perkembangan di kawasan Timur Tengah terutama ledakan perangkat komunikasi pager dan walkie talkie yang belum lama terjadi di Lebanon.
Kekerasan Bukan Kebenaran
“Kekerasantak bisa dibenarkan dan tak sama dengan kebenaran. Kekerasan dilawan kekerasan tak menyelesaikan masalah di Timur Tengah,” lanjut Wang. “Situasi saat ini merupakan manifestasi efek limpahan konflik di Gaza.”
Cina lalu menyerukan gencatan senjata permanen segera dan penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari wilayah Palestina. Wang juga menyebut Cina meminta implementasi yang efektif dari solusi dua negara.
Solusi dua negara merupakan konsep yang disepakati komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Dua negara berdampingan, damai, saling menghormati, dan saling mengakui kedaulatan masing-masing, dinilai sebagai solusi paling masuk akal.
Sementara itu, Habib menyampaikan terima kasih atas dukungan Cina. “Bagi negara kecil seperti Lebanon, penting untuk menjaga kedaulatan dan kemerdekaan di bawah kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ungkap dia.
Pertemuan Wang dan Habib terjadi saat Israel terus meluncurkan rudal ke Lebanon. Pada Senin, Israel mengirim 300 rudal ke Lebanon selatan. Hari ini saja, mereka masih melakukan tindakan serupa. Serangan Israel ke Lebanon menyebabkan nyaris 500 orang tewas dan lebih dari 400 orang mengalami luka-luka.
Gempuran pasukan Zionis juga menyebabkan jalan-jalan padat karena warga di Lebanon selatan berduyun-duyun ke tempat lebih aman. Eskalasi di perbatasan kedua negara itu meningkat usai ribuan pager dan perangkat elektronik lain meledak di Lebanon pada pekan lalu..
Ledakan pager terjadi usai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ingin memperluas perang di perbatasan Lebanon selatan dan Israel. Rusia buka suara soal serangan brutal Israel ke Lebanon yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Terpisah, juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, memperingatkan serangan Israel berpotensi mengganggu stabilitas Timur Tengah. “Ini adalah peristiwa yang berpotensi sangat berbahaya jika menyangkut perluasan konflik, hingga destabilisasi total di kawasan tersebut,” kata Peskov saat konferensi pers pada Selasa (24/9), dikutip Al Jazeera.
Tentu saja, ini menjadi perhatian besar bagi Rusia. Beberapa tahun terakhir Rusia mempererat hubungan dengan Iran, negara penyokong Hizbullah. Tak hanya Rusia, Iran juga menyampaikan kekhawatiran mereka soal serangan Israel di Lebanon.
Iran: Israel Memprovokasi
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan Israel ingin menyulut perang besar di Timur Tengah dengan memprovokasi Teheran agar terseret dalam konfliknya dengan Hizbullah di Lebanon.
Dalam pernyataannya di New York pada Senin (23/9), Pezeshkian mengatakan Israel berniat membuka perang skala besar di Timur Tengah karena sengaja memancing Iran untuk masuk ke dalam pusara konflik antara Israel dan kelompok milisi Hizbullah Lebanon.
“Mereka menyeret kami ke titik yang tidak kami inginkan,” kata Pezeshkian menjelang pertemuan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dikutip The Times of Israel (TOI).
Hizbullah sendiri tak berdiam diri. Mereka membalas dengan meluncurkan roket ke Israel Utara. Sirene di sejumlah kota Israel meraung-raung usai milisi Hizbullah di Lebanon Selatan menghujani roket ke arah negeri Zionis pada hari ini, Selasa (24/9).
Menurut laporan TOI sirene berbunyi di Israel utara sebagai peringatan tembakan roket dari Lebanon ke beberapa kota. “Peringatan (sirene) meraung di komunitas dan kota-kota di Galilea dan dekat Haifa,” demikian laporan TOI. Sirene juga berbunyi di kota utara Nahariya.
Namun, pasukan pertahanan Israel (IDF) menyatakan dua roket yang diluncurkan ke kota itu jatuh ke laut. Sejauh ini belum ada laporan korban tewas maupun luka-luka di Nahariya.
Imbauan Prancis
Sementara itu Prancis menyerukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar rapat darurat untuk merespons serangan Israel di Lebanon pada Senin (23/9). Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, mengatakan dalam pertemuan Majelis Umum PBB di New York pada Senin bahwa ia telah meminta rapat darurat DK PBB digelar pekan ini.
“Prancis sekali lagi menyerukan kepada pihak-pihak dan mereka yang mendukung untuk melakukan de-eskalasi dan menghindari konflik regional yang akan berdampak buruk bagi semua orang, terutama warga sipil,” kata Barrot, seperti dikutip CNN. “Oleh karena itu, saya telah meminta diadakannya pertemuan darurat DK PBB soal Lebanon pada pekan ini.”