Surabaya, OLE – Di balik tur DAS (Depok All Stars) ke Surabaya dan Sidoarjo bertajuk “Tour de Jatim 2025” pada 6-9 Februari, ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik.
Salah satunya, sepak bola bisa menyatukan berbagai karakter. Meski berbau klise, sejatinya hal itu berat, hingga memiliki makna yang dalam.

“Jelas, apalagi di level sepak bola komunitas yang anggotanya beragam. Ada mantan pemain top, ada pula mereka yang masuk komunitas karena hobi bola. Menyatukan banyak karakter, bukan hal yang mudah. Alhamdulillah kemarin relatif berhasil,” ujar Andhika Firdian.

Pria pendiri SDF (Sobat Dhika Firdian) yang juga anggota DAS ini, sejak sebelum keberangkatan, telah banyak tantangan yang timbul. Untungnya, semua bisa diatasi secara kolektif.

Baca Juga: Tour de Jatim, DAS Jajal Stadion Gelora Delta Berstandar FIFA (https://ole.co.id/tour-de-jatim-das-jajal-stadion-gelora-delta-berstandar-fifa/)
Di pertandingan pun ada tantangan, utamanya dihadapi tim teknis yang bertugas meracik komposisi tim.

“Sesuai kesepakatan, kita turunkan tim dengan komposisi beragam, sebab tak semua anggota punya kemampuan sama. Baik secara fisik, skill, juga usia,” ujar Agus Djauhari, pelatih DAS, pengganti Danial Selay yang berhalangan hadir.
“Kita maklum. Situasi serupa dialami komunitas lain. Kawan-kawan juga paham saat ada beberapa pemain joker disisipkan di posisi yang agak kurang kuat. Meski menang bukan tujuan utama, tapi kalah telak juga perlu dihindari,” komentar Abd Razak Lestaluhu, pencetak gol tunggal DAS di game ke-3.

“Overall kita puas. Semua main, kecuali yang sakit, tak lolos tes kesehatan, atau sedang cedera. Cek tensi dilakukan Mas Kadwi Susanto, untuk menentukan layak turun atau belum. Jika terlalu tinggi atau rendah, kita sepakat untuk tidak main. Ini komitmen bersama,” imbuh Tono BM, Ketua Tour de Jatim.
Sementara itu dalam laga persahabatan di Lapangan Bogowonto, Surabaya (8/2), panitia sampai menambah durasi sewa sebab pemain yang datang cukup banyak.

Target main 4 babak, jadi 6 babak. Alhasil, panitia menambah jam sewa stadion, plus lampu. Soalnya, laga usai jam 19.00 WIB. Pemain bergiliran bertanding dan sholat magrib.
Baca Juga: Tour de Yogya ala DAS, Soal Persahabatan dan Kekeluargaan http://(https://ole.co.id/tour-de-yogya-ala-das-soal-persahabatan-dan-kekeluargaan/)
“Kami berterima kasih sudah diajak beruji coba. Mohon maaf jika tadi ada sedikit benturan yang tidak perlu. Kami sudah menegur pemain kami dan menyuruh dia meminta maaf langsung. Kita semua kan bersahabat,” ujar Kusnan SKA, ketua Patas FC lawan di Bogowonto, yang diamini Yudistira Aswin, pemilik Pandawa FC.

“Itu biasa, sepak bola kan olah raga yang hampir selalu ada kontak fisiknya. Kami juga memohon maaf. Mari kita jaga persahabatan yang telah terjalin baik ini,” imbuh Januardi Caniago, Ketua Harian DAS.

Usai laga, seluruh kru tim asal Depok dijamu rawon on the spot. Dhika juga mengirim durian satu mobil bak terbuka. Alhasil 50 anggota DAS berpesta durian sampai puas. Beberapa malah membawa pulang. Ada yang menenteng 3, ada pula yang 6 buah.

“Maka lahirlah istilah baru. Bukan gelandang pengangkut air, tapi gelandang pengangkut durian. Begitu juga striker kami, bawa’annya cenderung brutal,” canda Rahmad Dwi Putranto, jebolan PSSI Diklat Salatiga, mentor Kurniawan DY dan Bambang Pamungkas.

Beberapa anggota pulang ke Jakarta lebih awal karena pekerjaan seperti Sartono, Nursiana, Rahmat Sutapa, Jitas Taswir dll. Yang lain kembali bersama rombongan di bawah koordinasi Reddy Sutanto.
Setelah sukses tur ke Jatim, DAS tengah menyusun kemungkinan melakukan tur ke Malang atau Bali.

Laga di Stadion Gelora Delta (7/2/2025)
Pandawa FC vs DAS
Game 1 Skor: 2-0 (Amin Zakaria dan Jonathan)
Game 2 Skor: 2-1 (Yudistira Aswin, Oki; Jaanih Penjol)
Game 3 Skor: 0-1 (Abd Razak Lestaluhu)
Game 4 Skor: 0-0
