Bogor, OLE – Suasana sejuk membungkus seluruh lingkungan Masjid Jami Al Ikhlas, yang dibangun di atas lahan milik Wapres RI ke-9, Hamzah Haz (80), di Desa Jogjogan, Kebon Pedes, Megamendung, Cisarua, Bogor.
Sekitar pukul 11.00 WIB, baru 1-2 jamaah yang bersiap mengikuti sholat Jumat (10/7/2020). Dengan berjalan perlahan, Hamzah mengambil shaf terdepan.

Ia melaksanakan sholat sunnah tahyiatul masjid. Selesai mengucap salam, Hamzah melempar senyum sambil menyalami kru OLE yang berada persis di sebelah kirinya. Sekilas wajah yang teduh.
Sambil menunggu adzan sholat fardhu yang masih lama, ia mengambil Al Quran. Mushaf itu berukuran saku (A6) atau sekitar 10×15 cm. Hebatnya, ia membaca dengan suara perlahan, tanpa memakai kacamata!
Sholat Jumat pun berlangsung, diikuti ratusan jamaah hingga luber sampai ke luar ruang utama. Seusai kelar sholat fardhu, jamaah bubar. Hamzah Haz masih bertahan, menuntaskan sholat sunnah dengan khusu. Pada sujud akhir, ia beberapa menit menempelkan keningnya di sajadah.
Sujud Akhir
“Ya, saya memang suka lama pada saat sujud akhir. Di situlah saat terdekat manusia dengan Robb-Nya. Doa-doa dikabulkan. Soal baca Al Quran tanpa kacamata, ya ada prosesnya. Dulu saya pakai kacamata juga ,” kata Hamzah Haz kepada Sigit Nugroho dari OLE.
Sekitar sepuluh tahun lalu, ia mulai mencoba membaca Al Quran tanpa kacamata. Awalnya susah, tapi ia paksakan. Lama-lama, ia merasa ada yang berubah. “Inilah keajaiban dan kebesaran Tuhan. Sekarang saya nyaman baca mushaf tanpa pakai kacamata,” lanjut salah satu pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Meski terus dikawal beberapa Paspampres berbedan tegap, ia tetap berusaha berjalan naik-turun masjid, tanpa dipapah. Ia juga tak terlalu ingin ada sekat. “Sini kalau mau foto bareng, mendekat lagi tidak apa-apa,” ujarnya ramah.

Selepas tak menjabat Wakil Presiden, Hamzah jarang beredar di media. Terakhir, November tahun lalu, dalam acara “Silahturahmi Tokoh dan Senior PPP” di rumahnya, Jalan Patra Kuningan XV, Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2019).
Hamzah mengkritisi elektabilitas PPP yang terus merosot. “Dari awalnya 58 kursi di DPR RI, turun jadi 39 kursi, dan yang terakhir 19 kursi. Saya nggak tahu bagaimana di Pemilu 2024 nanti. Di DPRD DKI, dari dari 10 kursi, kini tinggal 1 kursi. Padahal DPP itu pusatnya di Jakarta, malah tidak ada,” sentilnya.
Kekhawatirannya terkait masa depan PPP makin memuncak saat dua penggantinya tersandung kasus korupsi, yakni mantan Ketum PPP Suryadharma Ali dan M. Romahurmuziy alias Rommy. “Bagaimana jadinya nanti partai yang saya rintis ini? Kalau begini, lama-lama PPP bisa habis. Semoga masih bisa bangkit,” pungkasnya.
Selain soal PPP, Hamzah sempat menyentil kasus Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno. “Harusnya lebih berhati-hati dalam berbicara. Apa yang diucapkan seorang tokoh kerap menjadi perhatian publik. Karena itu, agar tidak menimbulkan kontroversi, agar semua orang menjaga tutur katanya,” ujarnya.
Hamzah sendiri mengaku membatasi diri terhadap hal-hal di luar kehidupan masjid. Jika masih mau menerima para politisi partai, sifatnya memberi nasehat saja. “Kalau saya, di sisa hidup ini, hanya tinggal menghadap ke Allah,” katanya lirih.
Di Sebelah Istri
Ia bahkan sudah menyiapkan lahan untuk “rumah masa depan”, yakni di sebelah almarhumah istrinya, Asmaniah, yang dimakamkan di sebelah Masjid Al Ikhlas. Almarhumah yang memberinya sembilan orang anak itu, meninggal pada usia 75 tahun pada Selasa (12/9/2017).

“Dulu saya beli tanah beberapa ribu meter di Cisarua ini, sebelum jadi Wapres. Masih jadi anggota DPR. Sebagian tanah saya jual ke Pak Wiranto. Nah, kebetulan saya dapat bantuan dari Raja Kuwait untuk membangun masjid, maka inilah masjidnya,” kenang Hamzah yang pernah jadi menteri di bawah dua presiden, BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid ini.
Ia kini mengisi hari-harinya dengan kegiatan berbau rohaniah, dari masjid ke masjid. Pengajian atau taklim, juag membaca Al Quran, menjadi jadwal tetap hariannya.
“Semua sudah saya lalui. Sebagai Wapres saya kan juga pernah menggantikan peran presiden saat Bu Megawati ketika ada kunjungan ke luar negeri. DPR, menteri, Wapres, semua sudah. Sekali lagi, sekarang saya tinggal bersiap menghadap Allah,” tutup lelaki yang lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940 ini.
Update: Hamzah Haz meninggal dunia pada Rabu (24/7/2024) jam 09.30 WIB.
